Jumat, 21 Maret 2014

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
seperti dingin dengan air yang menjadikannya salju
seperti gembira dengan bibir yang menjadikannya senyum
seperti huruf dengan makna yang menjadikannya kata
seperti khusyuk dengan kata yang menjadikannya doa
seperti dirimu denganku yang menjadikannya satu

-Sapardi Djoko Damono

Jumat, 07 Februari 2014

sekarang.. saat ini saja... untuk beberapa detik saja.. aku ingin bersikap egois. aku ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan akan melupakan asal-usul serta latar belakang ku. tanpa beban, tuntutan, atau pun harapan, aku ingin mengaku, aku mencintainya...
pasti butuh waktu lama sebelum aku bisa menatapnya tanpa merasakan apa yang kurasakan setiap kali aku melihatnya. mungkin suatu saat nanti, aku tidak tahu kapan rasa sakit ini akan hilang, dan saat itu kami baru akan bertemu kembali~
hidup ini sungguh aneh. juga tidak adil. suatu kali hidup melangkahkan ku setinggi langit, lain kalinya menghempaskanku begitu keras ke bumi. ketika aku menyadari dialah satu-satunya yang paling kubutuhkan dalam hidup ini, kenyataan berteriak di telingaku dia juga satu-satunya yang tidak boleh kudapatkan..
Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu sejak dulu. Sampai sekarang aku belum mengatakannya karena... yah, karena berbagai alasan. Dan, alasan utamanya adalah karena aku takut. Kalau aku mengatakannya, reaksi apa yang akan kau berikan?
Apakah kau akan menerima pengakuanku?
Apakah kau akan percaya padaku?
Apakah kau masih akan menatapku seperti ini?
Tersenyum padaku seperti ini?
Atau apakah justru kau akan menjauh dariku?
Meninggalkanku?

Tapi aku tahu aku harus mengatakannya padamu. Aku tidak mungkin menyimpannya selamanya. Entah bagaimana reaksimu nanti setelah mendengarkannya, aku hanya berharap satu hal padamu jangan pergi dariku,, tetaplah disisiku

Rabu, 15 Januari 2014

Menguras Kata Atas Nama Rindu

Kedamaian saat itu..
Kedekatanya mendekapku
Rasa itu kembali menghampiri
Tuhan
Kurasakan goncangan gempa dalam jiwa
Diiringi stunami air mata
Memang rasa ini tak sebanding
Dengan rasa yang bergejolak dalam jiwa para kekasih
Yang rindu senagtiasa pada sang kekasih
12 menit
37 detik
Kadang rasa itu hilang begitu cepat
Semua sirna dengan canda tawa
Tak terasa diri ini kembali hanyut
Namun aku tak pernah lepas mensyukuri rasa itu

Sampai tinta ini habis sekalipun
Tuk menguras kata atas nama rindu
Namun rindu dihati masih ada
Bergerumuh dan berdendung tak jelas
Ingin meluap dan menumpahkan air mata
Lihatlah getaran penaku
Seirama dengan getaran hati
Yang melukis segala bentuk kerinduan
Mengeluarkan desahan panjang atas harapan
Yang menghempskan segala fikiran tentangmu
Biarlah, walau hanya dengan goresan tinta
Akhirnya aku sampai di tahap ini, posisi yang sebenarnya tak pernah kubayangkan. Aku terhempas begitu jauh dan jatuh terlalu dalam. Kukira langkahku suda benar. Kufikir anggapanku adalah segalanya. Aku salah, menyerah adalah jawaban yang kupilih, meskipun sebenarnya aku masih ingin memperjuangkanmu~